Rabu, 02 Februari 2011

Musik vs Emosi!!!


Musik/Emosi/Musik
oleh: rahadian alif rachman, Bogor
Apa yang dirasaain kalo dengerin musik rock?
Kalo musik pop? Gimana dengan musik jazz?
Apa sama?
Musik adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dimana dalam musik -termasuk lyric dan arrangement yang dibentuknya- mengandung ajakan terhadap si pendengar untuk merasakan emosi apa yang diekspresikan oleh si pencipta atau si arranger. Emosi dapat dikatakan bentuk aksi yang berhubungan dengan pengalaman sehari-hari, kebiasaan, persepsi-persepsi, memori, suasana hati, dan lingkungan sekitar.
Musik diyakini dapat mempengaruhi emosi si pendengar, dalam arti aktifnya berbagai kognisi dan perasaan si pendengar tersebut. Sebuah penelitian neurologis yang dilakukan Kaufmann dan Frisina* (1992) menyatakan bahwa separuh dari otak manusia memiliki tugas untuk memproses berbagai aspek pengalaman yang diperoleh dari kegiatan musikal.
Modus (tangga nada mayor atau minor), harmoni (sederhana atau rumit), irama (monoton atau lancar), tempo (cepat atau lambat), dan garis melodi (naik atau turun) merupakan elemen-elemen dalam musik dalam mengekspresikan emosi. Elemen tersebut dapat mempengaruhi emosi pendengarnya, seperti contoh: Bila musik dimainkan secara cepat pada modus mayor, pendengar akan menangkap kesan riang gembira. Sebaliknya bila dalam tempo lambat dan modus minor, pendengar akan menangkap kesan perasaan yang sensitif.
“Apa yang mempengaruhi penciptaan sebuah musik -dalam menentukan kombinasi modus, harmoni, irama, tempo, garis melodi-? Lalu apa yang membuat lw lebih memilih mendengarkan musik yang ini daripada musik yang itu? …Emosi!!”
Musik biasa digunakan sebagai “agen perubahan”, untuk merubah tahapan suasana hati (mood)-nya, seperti sering kita mendengar: ‘musik membuat saya lebih rileks saat cemas’. Musik juga biasa digunakan sebagai sarana pelepasan emosi. Sesungguhnya musik tidak berperan menghasilkan emosi, tetapi lebih menyediakan akses bagi seseorang untuk emosi-nya.
Untuk itu jangan takut untuk mengekspresikan emosi dalam bermusik. Sampaikan ‘emosi’ itu dengan emosimu sendiri. Karena musik tanpa emosi adalah hambar!! Karena “Music is an emotional communication”.
* : Kaufmann, W. and Frisina, R. 1992. Preface: the Fusion of Neuroscience and Music.Psychomusicology, 11, 76-78.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar